Posts tagged ‘Roti’

October 23, 2014

Harga Roti Naik 15% Pasca-Kenaikan BBM

harga-roti-naik-15-pasca-kenaikan-bbm-T9O2JN1AtZ.jpg?w=400

LinkJournal – Harga roti di Indonesia diprediksi naik 15 persen pasca-pemerintah menerapkan kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang wacananya akan dilakukan pada November 2014.

read more »

Tags: , ,
September 8, 2011

Sari Roti Masuk Forbes

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, produsen produk roti Sari Roti, memilih sistem pemasaran melalui produksi massal ketimbang membuka butik roti di toko-toko atau mal.

read more »

January 9, 2011

Sup Atau Roti Apit?

Bumi mendingin…
Lapisan terluarnya mengeras menjadi benua…
Uap air mengembun…
Laut jatuh dari langit…
Dan, kalau kamu percaya isi sebagian besar buku biologi, kehidupan muncul dari genangan ‘sup organik’ yang kaya gizi.
Hanya ada satu kekeliruan dalam hipotesis sup organik: hipotesis itu hampir pasti salah…
Dan para ilmuwan tahu itu. Tapi karena belum ada gagasan yang lebih baik, mereka tetap memegangnya.
Karena sifat untuk radioaktif yang meluruh menjadi unsur stabil, maka bumi pasti jauh lebih bersifat radioaktif empat miliar tahun yang lampau daripada sekarang.
Ini berarti ahli geologi dapat menentukan umur batu dengan membandingkan jumlah (umpamanya) uranium terhadap timbel. Juga ada cara yang kurang efektif untuk itu…
Satu hasil mengejutkan penaksiran umur batu ini adalah bahwa bukti kehidupan paling awal berumur 3,5 miliar tahun – hampir setua batu yang paling tua – 3,7 miliar tahun, sepertinya bentuk kehidupan dini tidak terganggu oleh radiasi!!
Hingga, pada akhir 1988, ahli biokimia Jerman Gunter Wachtershauser menggagas satu alternatif: kehidupan tidak bermula sebagai sup, tapi roti apit (satu lapis).
Menurut teori tersebut, kehidupan purba bermatra dua: sekelompok reaksi kimia yang terikat pada permukaan kristal rata dalam genangan air garam mendidih. Permukaannya menahan zat-zat kimia itu sehingga bisa saling kontak – tak mengalir ke mana-mana seperti sup!
Satu kesimpulan menakjubkan teori baru tersebut adalah bahwa sekarang kehidupan mungkin masih ‘bermula’ di kawah gunung berapi dasar laut!
Pertama-tama muncul zat-zat kimia yang memperbanyak-diri: kehadiran mereka menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk memperbanyak diri mereka sendiri! Salah satu ‘siklus reaksi swa-katalisasi’ tersebut menciptakan peranti genetis awal.
Sementara itu, produk sampingan berlemak membentuk selaput, yang di dalamnya protein dapat berevolusi tanpa terhanyut…
Akhirnya pabrik-pabrik reaksi kimia kecil itu, yang terlindung kulit berlemak, terlepas dari permukaan dan merambah laut terbuka!
Suatu hari lebih daripada tiga miliar tahun yang lampau, satu sel beruntung menemukan klorofil. Ketika terpapar cahaya matahari, zat hijau daun itu memungkinkan sel mendapatkan energi dari makanan paling sederhana: karbon dioksida dan air. Sekarang stok makanan tak terbatas!!
Kendati mereka hanya diam saja, alga biru-hijau, tumbuhan pertama, meliputi semua yang ada sekeliling mereka (kecuali bakteri, tentunya!).
Sembari makan, alga menghasilkan oksigen murni pertama. Oksigen membuat logam berkarat, mengubah amonia dan metana menjadi nitrogen dan karbon dioksida, dan membentuk lapisan ozon di atmosfer bagian atas yang menyaring sinar kosmis…
Tetumbuhan menanggung akibat polusi tersebut: berkembanglah sel-sel baru yang menghirup oksigen dan memakan tumbuhan – binatang pertama! (Definisi ilmiah ‘tumbuhan’ dan ‘binatang’ yang mutakhir hanya mencakup makhluk hidup bersel banyak)
Oksigen bebas pertama berasal dari tumbuhan, dan sampai sekarang pun kita masih mengandalkan tumbuhan untuk memelihara kandungan oksigen dalam udara yang kita hirup.
Meski telah berkembang selama tiga miliar tahun, sebagian besar tumbuhan masih hidup di laut. Sekarang pun, lebih daripada tiga perempat oksigen segar di bumi berasal dari tumbuhan laut bersel tunggal yang disebut plankton. Jadi ada alasan bagus untuk melestarikan laut.
Untuk perlindungan diri, sel-sel tumbuhan maupun binatang mengelompk dalam koloni…
Demi efisiensi, sejumlah sel melakukan spesialisasi untuk makan, mencerna, melihat, koordinasi, atau reproduksi.
Tak lama kemudian, di bumi muncul cacing! yang punya otak!