LinkJournal – Bursa saham AS melemah pada awal perdagangan Kamis (31/7/2014). Investor menahan diri dengan inflasi Eropa dan gagal bayar Argentina. [More]
Indeks Dow Jones melemah 0,7% ke 16.7555,58, indeks S&P melemah 0,7% ke 1.955,42 dan indeks Nasdaq turun 0,7% ke 4.428,69. Demikian mengutip cnbc.com.
Dolar AS menguat terhadap mata uang utama global. Untuk imbal hasil Treasury 10 tahun naik 3 basis poin menjadi 2,588 persen.
Sementara emas berjangka turun US$7,7 atau 0,6% ke US$1,287,2 per troy ons. Untuk minyak mentah berjangka melemah 66 sen atau 0,7% persen ke US$99,61 per barel.
Pemerintah Argentina gagal memanfaatkan pertemuan dua hari untuk mencapai kesepakatan dengan kreditur dengan pembayaran utang obligasi.
Ketidaksepakatan akan membawa Argentina dalam status gagal bayar atau default. Pada tahun 2002, Argentina pernah mengalami gagal bayar.
Argentina mulai melakukan restrukturisasi utang pada tahun 2005 hingga 2010 yang mendapat persetujuan 90 persen pemegang obligasi. Untuk saat ini, pengadilan AS menolak istilah holdouts dan tetap meminta pengembalian US$1,33 miliar plus bunga.
Permintaan ini akan mempengaruhi perekonomian Argentina seperti halnya satu dekade lalu. Saat itu puluhan orang tewas dalam aksi protes di jalanan. Pihak berwenang pun membekukan rekening di bank untuk menghindari aksi rush. Demikian mengutip cnbc.com.
Kondisi ini memberikan konsekuensi dengan masuknya ekonomi Argentina dalam resesi. Mata uang akan melemah dan semua berebut memegang dolar AS.
Hal ini akan memberikan tekanan terhaap cadangan devisa. Walaupun itu bisa menaikkan harga kedelai. Argentina sebagai pengekspor kedelai terbesar ketiga di pasar global.
Kegagalan perundingan ini telah membatasi perdagangan bursa saham AS. Walaupun Menkeu Argentina menegaskan bhwa Beunos Aires telah mengirim pembayaran kepada wali amanat bank.