LinkJournal – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini berhasil menguat seiring dengan menguatnya IHSG dan pasar saham Amerika Serikat (AS). Rupiah berada di level Rp11.800 per USD dibandingkan dengan penutupan sebelumnya yang berada di level Rp11.900 per USD.
Masih Naik Turun, Rupiah Menguat di Akhir Pekan
Naik Rp2.000, Harga Emas Antam Dibanderol Rp548.000
Produksi Irak Turun, Harga Minyak Bergejolak
IHSG Melaju ke 4.930, Tujuh Saham Disodorkan
LinkJournal – Hingga penutupan sore nanti, laju IHSG diprediksi rebound menuju target resisten di 4.930. Tujuh saham pun disodorkan.
David Sutyanto, analis riset First Asia Capital mengatakan, penguatan lanjutan IHSG kemarin tertahan oleh aksi jual pemodal asing terutama di saham-saham perbankan. IHSG ditutup terkoreksi 19,539 poin (0,39%) di 4.888,735.
Asing kemarin mencatatkan nilai penjualan bersih Rp206,87 miliar. Pada perdagangan kemarin aksi beli selektif mewarnai saham-saham tambang logam menyusul kenaikan harga komoditas logam di pasar dunia. “Sementara Wall Street kembali melanjutkan tren bullish tadi malam,” katanya, di Jakarta, Jumat (4/7/2014).
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) berhasil menembus level 17.000 untuk pertama kalinya ditutup di 17.068,26 menguat 0,54% dan indeks S&P mencatatkan rekor tertinggi baru di 1.985,44 menguat 0,55%.
Penguatan indeks utama saham di Wall Street tersebut, menurut David, merupakan respons atas data tenaga kerja AS Juni. Angka kesempatan kerja bertambah 288 ribu di atas perkiraan sebelumnya 215 ribu dan tingkat pengangguran AS bulan tersebut turun menjadi 6,1%. “Angka ini merupakan level terendah sejak September 2008,” ucapnya.
Perkembangan ekonomi global, lanjut dia, yang menunjukkan tren pertumbuhannya telah memberikan ruang penguatan di pasar saham global. “Hal ini turut berimbas di pasar saham Indonesia di tengah perkembangan ekonomi domestik yang menghadapi sejumlah tantangan,” papar dia.
Menyusul kondusifnya pergerakan pasar saham global, pada perdagangan akhir pekan ini, IHSG diperkirakan berpeluang rebound dengan target resisten di 4.930. “Sedangkan level support di 4.870,” ucapnya.
Peluang penguatan IHSG akan dibayangi dengan fluktuasi pergerakan nilai tukar rupiah. “Di tengah kekhawatiran pelemahan rupiah atas dolar AS, pelaku pasar cenderung memburu saham-saham emiten yang berorientasi ekspor seperti sektor pertambangan,” imbuhnya.
Secara teknikal, support pertama IHSG di level 4.870 dan support kedua di posisi 4.850. Di sisi lain, resisten pertama indeks di angka 4.930 dan resisten kedua di posisi 4.950.
David pun menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan berikut ini. Saham-saham tersebut adalah:
1. PT Timah (TINS)
Saham PT Timah (TINS) dalam kisaran Rp1.360-1.420, trading buy, stop loss di Rp1.310.
2. PT Aneka Tambang (ANTM)
Saham PT Aneka Tambang (ANTM) dalam kisaran Rp1.120-1.170, trading buy, stop loss di Rp1.100.
3. PT Vale Indonesia (INCO)
Saham PT Vale Indonesia (INCO) dalam kisaran Rp3.680-3.780, trading buy, stop loss di Rp3.650.
4. PT Bumi Resources (BUMI)
Saham PT Bumi Resources (BUMI) dalam kisaran Rp177-191, trading buy, stop loss di Rp173.
5. PT Alam Sutera Realty (ASRI)
Saham PT Alam Sutera Realty (ASRI) dalam kisaran Rp460-480, trading buy, stop loss di Rp450.
6. PT Lippo Karawaci (LPKR)
Saham PT Lippo Karawaci (LPKR) dalam kisaran Rp960-1.010, trading buy, stop loss di Rp940.
7. PT Adaro Energy (ADRO)
Saham PT Adaro Energy (ADRO) dalam kisaran Rp1.185-1.240, trading buy, stop loss di Rp1.160.
Indeks Dow Jones Cetak Rekor Baru
LinkJournal – Saham-saham di bursa Amerika Serikat (AS) berakhir dengan positif setelah indeks Dow Jones berhasil menembus rekor 17.000 untuk pertama kalinya. Positifnya laju pasar juga didorong oleh tingginya tingginya pertumbuhan lapangan pekerjaan, yang mengindikasikan perekonomian menguat.