Ledakan Besar

Sebelum waktu bermula, seluruh alam semesta berjejal dalam satu kumpulan yang panas-terik, lalu terjadi…
Ledakan Besar
Pada 30 menit pertama, semua hidrogen dan helium asali terbentuk.
Setelah berjuta-juta tahun, gas-gas yang mengembang itu jadi cukup tenang untuk bisa mengumpul menjadi awan-awan, yang lantas terhimpun – memanas lagi – menjadi gugusan-gugusan bintang.
Dalam tungku bintang, hidrogen dan helium mengalami fusi, hingga terciptalah unsur-unsur lebih berat seperti karbon oksigen, dan besi…
Dengan semakin tuanya bintang-bintang pertama tersebut, beberapa di antaranya meledak menjadi supernova. Unsur-unsur paling berat, seperti emas dan uranium, terbentuk dalam panas membara dan terlontar ke antariksa.
Delapan miliar tahun setelah ledakan besar alam semesta nampak hampir mirip seperti sekarang: galaksi-galaksi besar yang terdiri dari bintang-bintang, gas, dan debu, yang bergerak saling menjauh, menembus antariksa hampa.
Pada saat itulah matahari kita tampil!!
Ledakan besar hanyalah teori asal-usul semesta yang paling mutakhir dan memuaskan saat ini.
Bertahun-tahun lalu, sebelum ada metode penelitian yang akurat, beredarlah aneka ragam gagasan.
Teori-teori modern perlu menjelaskan lebih banyak hal, seperti kenapa galaksi-galaksi saling menjauh, misalnya ini ada teori konspirasi yang kurang dikenal (sangat modern!).
Saat ini, hampir semua orang menerima bahwa alam semesta bermula dengan ledakan, tapi tak ada yang tahu bagaimana berakhirnya!
Di tepi galaksi spiral bernama Bimasakti, suatu awan gas mulai runtuh. Karena ditarik oleh gaya gravitasinya sendiri hingga menyatu, massa termampatkan itu memanas dan berputar, makin lama makin cepat…
Gasnya menjadi begitu panas sehingga atom-atom hidrogennya mulai mengalami fusi, dan awan itu menjadi bom hidrogen raksasa – Bintang.
Seraya berputar, bola api itu memipih…
Dan melontarkan kalangan (halo) yang berkobar-kobar ke antariksa.
Kebanyakan masa yang terlepas itu lenyap untuk selamanya, tapi sebagian di antaranya tetap mengorbit seputar bintang itu.
Selama beberapa juta tahun berikutnya, serpih-serpih ‘sampah antariksa’ itu saling berlekatan hingga mengumpul menjadi sembilan planet (saat ini International Astronomica Union mengubah definisi ‘planet’ sehingga junlah planet tata surya kini hanya 8), ditambah aneka bulan, asteroid, dan komet.
Bintang baru itu adalah matahari, dan planet ketiga adalah bumi kita tercinta.
Matahari bukan satu-satunya bintang di alam semesta yang punya planet-planet. Di Bimasakti saja, ilmuan memperkirakan sekurang-kurangnya ada semiliar bintang yang planet-planetnya mampu menunjang kehidupan.
Sejumlah ilmuwan bahkan berkata bahwa kehidupan di luar sana pasti menyerupai kita!! (tebak apa yang mereka katakan di alpha centauri!)
Penduduk bumi selama ini telah mengirim sinyal ke angkasa luar, tapi sejauh ini belum ada jawaban.

Leave a comment