Masih Naik Turun, Rupiah Menguat di Akhir Pekan

ilustrasi--rupiah-naik-140618-andri.jpg

LinkJournal – Beberapa hari menjelang pemilihan Presiden (Pilpres) nilai tukar rupiah masih terus berfluktuasi. Meski demikian, nilai tukar rupiah tercatat bergerak menguat di akhir pekan dan berada di kisaran level 11.800-11.900 per dolar AS. {category Link Bisnis]

Data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), Jumat (4/7/2014), rupiah berada di level 11.887 per dolar AS menguat 76 poin dari perdagangan sebelumnya.

Sementara itu data valuta asing Bloomberg juga menunjukkan rupiah dibuka menguat di level 11.905 per dolar AS. Rupiah bahkan sempat menyentuh level 11.868 per dolar AS pada perdagangan pukul 9:58 waktu Jakarta.

Menjelang pemilihan presiden, tingkat volatilitas rupiah juga mencapai level tertinggi dalam empat bulan terakhir. Tingkat fluktuasi yang sangat besar tersebut dipengaruhi sengitnya pertanguran dua calon presiden, Prabowo Subianto dan Joko Widodo memperebutkan kursi nomor satu di Tanah Air.

"Meningkatnya volatilitas rupiah merupakan akibat dari ketidakpastian menjelang pemilihan presiden 2014. Sementara data perdagangan terlihat sangat positif menodorong naik nilai tukar rupiah," terang Kepala Riset Malayan Banking Bhd Saktiandi Supaat seperti dikutip dari Bloomberg.

Meski demikian Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, Ryan Kiryanto menilai, rupiah tak hanya akan berfluktuasi menjelang pilpres.

"Saya kira mendekati pilpres 9 Juli nanti dan paska pilpres sekalipun, fluktuasi atau volatilitas rupiah masih akan terjadi," pungkasnya.

Sepanjang pekan ini, rupiah tercatat telah menguat sebesar 0,9 persen pekan ini ke level 11.886 per dolar. Angka tersebut merupakan penguatan terbesar selama sepekan sejak perdagangan 16 Mei. Sementara sepanjang hari ini, rupiah tercatat mengalami penguatan sebesar 0,6 persen.

Prediksi pergerakan rupiah

Ryan menilai, menjelang pilpres pekan depan, rupiah diperkirakan masih bergerak di kisaran 11.800-12.000 per dolar AS. Kendati begitu, nilai tukar rupiah dapat bergerak menguat setelah tensi politik di dalam negeri mereda.

"Rupiah bisa menguat dan stabil di kisaran 11.600 – 11.800 per dolar AS. Kira-kira mendekati September atau Oktober," ujarnya.

Dia menjelaskan, defisit transaksi berjalan yang semakin mengecil juga dapat memperkuat nilai tukar rupiah pada periode tersebut. Dengan kata lain, neraca perdagangan terus mengalami surplus.

Leave a comment